4 Feb 2014

CERITA SEDIH BUAT KITA MENANGIS

Cerita Sedih Bikin Nangis – Kesedihan adalah salah satu hal yang paling sering kita rasakan disaat apa yang kita inginkan tak sesuai dengan hasil yang di dapatkan. Memang kesedihan itu bisa bermacam-macam sumbernya seperti dari dalam diri sendiri ataupun faktor lingkungan dan orang-orang terdekat kita. Jika kita memiliki sebuah kesedihan dalam hati, tentunya hal yang paling mudah untuk menghilangkannya adalah berbagi cerita kepada orang yang kita percaya atau istilah kerennya dinamakan Curhat. Dengan menceritakan keluh kesah kita terhadap apa yang kita rasakan, tentu rasa sedih itu bisa hilang dengan sendirinya tanpa perlu kita paksakan dengan sesuatu yang tidak kita suka.
Cerita Sedih yang akan kami berikan pada kesempatan kali ini merupakan salah satu cerita yang cukup dramatis dan memang bisa saja membuat kita mengucurkan air mata. Namun meskipun banyak sisi positif yang kita dapatkan dari Cerita Sedih ini, tentunya kita juga harus memahami bahwa ada saatnya memang kita mengalami kesedihan dan ada saatnya pula kita mengalami rasa senang.

::::: PELUKAN TERAKHIR :::::

Kamis, 24 februari .. Adalah hari ulang tahunku yang ke 15, seperti tahun-tahun yg telah lewat, aku tidak mendapat kejutan apapun dari mama yg sibuk dengan pekerjaanya ataupun papa yg telah pergi meninggalkan aku dan mama bahkan tidak mau mengaggapku sbg anak karna keadaanku yang tak mampu berjalan bahkan bebicara, aku bagai patung pajangan dirumahku sendiri.
Lasri, iya itulah nama mbok sri wanita yg merawatku, pembantu yg sudah mengabdikan dirinya pada mama bertahun-tahun, dia datang membuatkan aku nasi kuning lalu memberiku hadiah "jam dinding" .. "artinya adalah waktu, lihat jam nya berputar, itu menandakan akan ada waktu dimana mama bisa memeluk dan menciummu" begitu kata mbok sri yg membelai rambut dikepalaku yg berada dipangkuanya.. Mama dimana dia, aku ingin dia ada disini aku ingin dia yg jadi mbok sri.. Mama, aku rindu mama.. Tidak kah mama mau memperhatikanku sedikit saja.. Ada suara seseorang masuk rumah, mama? Itukah mama? Tidak itu bude hanah ..
Bude hanah itu galak, dia suka marah2 .. Sudah tak heran, hari ini ia membawa berita dan aku langsung mendengar cacian dari budeku "kamu itu anak pembawa sial ! Bapakmu pergi meninggalkan mamamu karna kamu,dari dulu keluarga ga ada yg terima kamu, sedetikpun mamamu ga pernah mau menggendongmu, tahu? Sekarang karna sms dari pembantu sialan yg bilang kalau kamu ulang tahun hari ini membuat mamamu kecelakaan !" begitu cacianya ..
Itu membuatku tak henti menangis, mama ..
Dimana dia, dia kecelakaan, karna aku , aku berteriak pada bude untuk mengantarkan aku kemama namun yg keluar dari mulutku hanya suara aneh "Aaaagggghhhhhuuuuhhh" itu membuat budeku melotot dan meninggalkan aku yg masih bersama mbok sri meninggalkan sebuah kalimat "Sekarang juga,kamu dipecat !" aku mengguncang2 tubuh mbok sri .. Dia tak mau menegok dia hanya menunduk dan menangis lalu memeluku erat-erat .. Tidak, mbok tidak boleh pergi .. Aku ingin bicara begitu namun aku tak sanggup ..
New york, mama skrg berada dinew york .. Sedang apa, aku tak tahu ..
Mbok sri benar2 meninggalkan aku, aku dirumah bersama bude yg kerjanya selalu memarahiku, aku sering mengadu sakit kepala dan mimisan namun tak dihiraukanya .. Mataku sering kabur, tetap tak dihiraukan .. Hingga akhirnya aku masuk rumah sakit, berbulan-bulan aku dirumah sakit, kata dokter sakit ku leukimia .. Apa itu? Aku tak tahu .. Yg aku tahu kepalaku sakit ..
mama .. Dia tidak pernah terlihat .. Mbok sri juga tidak ada, yg ada hanya alat-alat diruanganku ini, sungguh bosan, aku ingin mama, aku ingin mbok sri ..
Pukul 22.00, mama datang .. Dia menghampiriku, aku ingin memeluknya tapi dia hanya berkata "makanya, kalau suruh makan jangan susah .. Bikin susah orang lain saja kamu" dan pergi lagi ..
Oh tidak, mama aku hanya ingin dipeluk, dibelai saja tak apa maa .. Kalau bisa cium aku, aku mohon maa ..
Istighfar, mbok sri selalu menyurhku mengucap istighfar bila merasa sakit .. Aku mengucap nya dalam hati ketika aku merasa sakit seperti saat ini, mama .. Sakit ma .. Kepalaku sakit, tubuhku sakit, namun hari sudah malam aku berteriak namun tak ada yg dengar .. Maa .. Bantu aku ma, mbok sri .. Mbok sri bantu aku ..
Aku tak sadar, aku tertidur dan ketika aku bangun aku sudah berada diruang yg lengkap dengan peralatan dokter, beberapa orang memakai seragam putih tak ada mama, tak ada mbok sri .. Hanya bayangan papa yg kulihat diwajah dokter yg membelai rambutku dan menyuntiku hingga aku tertidur ..
Kurnia, itu nama mamaku .. Mama yg tak juga datang ketika aku sudah terbangun, tak ada orang disekelilingku .. Namun aku mendengar banyak isak tangis dari luar ruanganku, mungkin itu orang-orang yg menunggu keluarga nya di RS ini, boneka barby ini pemberian mama 2 tahun lalu saat aku berulang tahun .. Aku menemukanya dimeja kamarku, tak ada nama pengirimnya tapi aku yakin itu dari mama,
cekreek.. Suara pintu terbuka !! Mama.. Itu mama , aku tersenyum menyambutnya namun dia terpaku didaun pintu dan memandangi aku yg tersenyum manja .. Oh tidak, air mata mama mengalir , mama kenapa ? Mama sedih melihatku? Aku menyusahkanmu ma? Tidak ..tidak aku janji ma, setelah sembuh aku tidak akan nakal dan menyusahkan mama lagi, mam berhentilah menangis maa .. Aku mohon,
mama menghampiriku, oh tuhan, mama memeluku .. Mama menciumku .. Ingin rasanya membalas pelukan mama namun tubuhku tak kuat .. Tubuhku melayang, aku tak ingin tertidur .. Jangan lepaskan pelukanmu
maa.. Jangan ..
Tubuhku terus melayang menggapai bintang, mama .. Aku melihatnya dibawah sana memeluku, menangis terus menangis .. Namun aku terus dituntun untuk kebintang .. Oh tidak mama tidak terlihat lagi ..mamaaa...
Aku bahagia, bahagia Disisi Allah sekarang ..



Semoga dengan adanya Cerita Sedih diatas kita bisa melihat bahwa tidak semua hal bisa kita wujudkan di dunia ini namun semangat untuk mewujudkannya harus tetap ada karena sesungguhnya tuhan ada bersama kita yang percaya kepadanya. Dan semoga saja cerita sedih tersebut memberikan banyak pelajaran positif untuk kita semua.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar